Wednesday, September 5, 2012

Hymne Sebelum Tidur


"Kenapa kau menyukaiku?" tanyamu gusar.

Dan aku tak pernah mempunyai jawaban. Apakah itu tanya atau retorika,
sama saja, aku tak pernah punya kosakata. Yang kutahu aku mencintaimu, menyayangimu, akan menjagamu. Masalah kenapa aku memilihmu, biarlah itu menjadi masalahku dengan Tuhan.
Dialah pemilik pena takdir yang selalu kuimpikan untuk kumiliki.
Karena aku ingin menuliskan namaku bersanding dengan namamu di cakrawala.
Namun Dia lebih berhak untuk itu. Menuliskan pertemuan kita, sebagaimana kemudian,
Dia menulis perpisahan kita.

Entah malam ini begitu melankolik atau aku yg terbawa suasana hati.
Ah, malam yg kejam, merajamku dalam sunyinya, menenggelamkanku dalam gelapnya.
Sungguh aku hanya perindu yg cemas, yang tak percaya sebuah kebetulan, bahwa semua sudah ada yang mengatur.
Namun tetap saja, jiwa ini belum bisa menerima.

Kalau engkau bunga, bisakah mekar selamanya?
Kalau engkau bulan, bisakah bersinar selamanya?
Kalau engkau cinta, bisakah menjaga selamanya?
Kalau tidak bisa, bisakah bisa?

Kau lihat, Avicena saja memaksa lewat kata katanya, bagaimana denganku,
seorang yang bahkan tak mampu mendefinisikan kata cinta.
Aku cuma lelaki berjantung lemah yang senantiasa berdoa, agar jangan sampai kuberhenti berdetak,
berhenti berharap secara khususnya.

Ada serdadu yang mati kena bom di Palestina.
Ada pendeta yang wafat berziarah di Via Dolorosa.
Ada orang berhaji meninggal di Tanah Suci Makah
Namun, ada orang yang ingin mati disampingmu..sayangku.
Ada orang yang dengan rela menukar nyawanya dengan kesejatian cinta.
Ada orang yang akan membuatkanmu bubur,menyuapimu,dan menggantikan k0mpresmu.
Ada orang yang akan memetikkanmu Cattleya, mengajakmu melihat Shangrila, atau mendaki Appalachia
Masih ada sayangku
Orang itu masih ada
Dia masih bernafas, dengan segenap kemampuannya.
Walau sekarang tengah terengah.
Dia tak akan kalah.
Sayangku

29.07.2009 22:41:01
==========================