Tuesday, February 24, 2015

Tentang Selingkuh


Barusan ada temen curhat dia diselingkuhin sama pasangannya yang udah jalan 3 tahun. Terus dia mengajukan pertanyaan "Kalau Tuhan udah menakdirkan kita mempunyai pasangan masing-masing, trus kenapa masih ada yg namanya perselingkuhan?"

Pertanyaan itu terus berputar putar di kepala, dan karena saya ga bisa langsung menjawabnya tadi, saya janji akan mencoba menjawab lewat whatsapp, terus saya kepikiran masukin Facebook sekalian siapa tahu bermanfaat bagi teman teman.

"Kalau Tuhan udah menakdirkan kita mempunyai pasangan masing-masing, trus kenapa masih ada yg namanya perselingkuhan?". Karena yang dicari orang orang itu, (orang yang selingkah selingkuh) adalah kesempurnaan.. More and more. Selingkuhnya mereka menandakan ketidakmampuan mereka menerima kekurangan pasangannya dan mengaktualisasikannya dengan cara yang salah.

Mungkin mereka tidak tahu, kalo masing masing dari kita punya kekurangan, yang dapat ditutupi oleh pasangannya. Ibaratnya, aku punya satu sayap dan kamu punya satu juga, biar bisa terbang, kita mesti berpelukan, menyatukan hati dan pikiran, membuang segala egoisme pribadi, dan berhenti mencari cari kekurangan.. Jadi akan menjadi sepasang sayap yang mampu terbang. Ribut ribut kecil, beda pendapat itu biasa, tapi jangan sampai melepaskan pelukan itu sebelum sampai tujuan, entah itu polaris, firdaus atau tujuan sederhana tentang menemukan arti cinta. Jangan sampai di ujung perjalanan kita mengutamakan hal lain di atas cinta, sehingga ketika tangan kita sudah hampir menggapai cakrawala, kita terjerembab, dan jatuh berdebum ke bumi. Sakit. Sakit sekali.

Sesungguhnya tidak ada hal yang lebih baik daripada menerima kekurangan pasangan, sebagai ujian dari Maha Cinta kepada kita. Dan tidak ada hal yang lebih tinggi dan mulia dibandingkan cinta. Kalau ada, sebutkan! Karena dasar segala penciptaan dan kehidupan di jagad raya adalah cinta. Tuhan mencintai kita. Walau hamba-Nya sering berselingkuh.

So, buat teman teman (termasuk teman saya yang tadi nanya), yang udah ya udah, ikhlaskan saja, wanita/lelaki tidak cuma dia, better kamu tau dia sekarang daripada setelah kalian menikah nanti. Saya belajar banyak dari seseorang bahwa hal yang dulu pernah kamu tangisi, suatu saat nanti kamu akan mensyukurinya. Biarkan waktu yang menjawabnya. Oya, cari kesibukan, bantu anak-anak yang di kolong jembatan, yang ketika kita bersamanya kita akan merasa bersyukur, bantu orang orang tua, berikan perhatian lebih pada hal yang selama ini ditinggalin.Paling penting, dekatin diri ke Allah S.W.T, curhatlah pada-Nya sampai berderai air mata, sampai akhirnya kamu sudah lelah menangis dan mulai bangkit.

Semoga Bermanfaat

Friday, February 20, 2015

Sebuah Catatan Untuk Kekasihku Nanti

Kamu
Yang entah siapa, dimana, dan sedang melakukan apa

Hal yang perlu kamu tahu, sampai detik ini, aku masih mencarimu
Aku masih membolak balik halaman buku, berharap kutemukan petunjuk tentangmu disitu
Aku masih memutar-mutar knop frekuensi radioku, berharap kudengar penyiar menyebutkan namamu
Aku masih menyusuri taman-taman kota yang membisu, mencari bangku kosong untuk termangu, berharap kau ada disitu, dan mengizinkan aku duduk disampingmu
Aku masih memacu sepeda motorku, menyusuri jalan jalan berdebu, berharap kumelihat jejakmu diantara hingar bingar dan klakson yang saling menderu

Aku terus bertanya, dimana Tuhan menyembunyikanmu?

Kamu
Yang sudah atau belum pernah namanya aku tahu

Mungkin tanpa sadar kita pernah saling berpapasan di jalan
Mungkin aku pernah menatapmu di tempat tertentu atau kau pernah melihatku menunggu sesuatu
Bahkan mungkin aku ternyata sudah mengenalmu!
Aku mungkin sudah tahu segala tentangmu
Aku mungkin pernah berjalan bersamamu
Atau, aku mungkin orang yang akan singgah dan berlabuh di hatimu?

Sekali lagi itu hanya kemungkinan yang bahkan tidak ada satupun makhluk hidup yang benar benar tahu

Kamu
Yang wajahnya kuharap hadir barang sebentar di setiap mimpiku

Aku sering mereka reka seperti apa dirimu
Kadang aku akan tersenyum senyum sendiri membayangkan kita bertemu
Oiya, kamu tidak perlu takut tentang itu
Percayalah, demi Dia yang menciptakan kita berdua, aku tidak pernah mengharap kesempurnaan
Karena aku pun tak sempurna
Lalu mungkin aku akan bertanya
Seperti apa hobimu? Seperti apa orangtuamu? Berapa saudara kandungmu? Apakah kau suka membaca? Apakah kau paham kalkulus matematika? Apakah kau mengerti statistika?

Kamu
Yang akan tetap kucari dimanapun hadirnya dirimu

Sebelum bertamu kamu aku sudah dipertemukan dengan orang orang baik, orang orang hebat, bahkan mungkin realitanya mereka lebih hebat darimu, mereka lebih cantik darimu, mereka lebih baik darimu, tentunya dalam beberapa hal
Tapi sayangnya mereka bukan orang yang tepat untukku
Tapi mungkin merekalah orang yang membentuk aku yang sekarang
Tapi, tidak untuk mengabulkan semua permintaanmu
Atau untuk membenarkan semua perkataanmu
Hanya aku, insya allah akan ada untukmu
Dalam sukamu, dalam dukamu
Menyembuhkan lukamu, meringankan sakitmu, mengobati perihmu
Menghentikan deras aliran air matamu dan melengkungkan kembali senyum mu

Kamu
Aku pasti akan menemukan cara bertemu denganmu
Tunggu aku

(Djuanda Satu, 20 Februari 2015)