Monday, October 15, 2012

Diari Depresi



Beberapa hari ini adalah fase yang sulit bagi hidup saya. Mungkin bukan yang tersulit sih, namun tetap saja dalam hari hari ini saya sangat sering menarik napas dalam dalam dan mengeluarkannya dengan dalam juga, seakan akan dengan keluarnya hembusan nafas tadi masalah-masalah yang sedang saya alami ikut keluar dan menemukan solusinya sendiri.

Saya bukan tipe seseorang yang pengeluh, alhamdulillah setiap masalah atau hambatan yang saya hadapi di dunia ini saya meminimalisir kata kata keluhan yang keluar, karena saya percaya keluhan hanya akan menambah berat masalah. Seperti lirik lagunya Bobby Mc Ferrin

In every life we have some trouble
When you worry you make it double
Don't worry, be happy..
(Bobby Mc Ferrin - Don't Worry be Happy)
 
Dalam hari hari ini otak saya tengah berusaha mencerna kalau boleh dibilang pelajaran-pelajaran hidup yang banyak diberikan lingkungan kita. Bagaimana me-manage waktu antara pekerjaan dan kuliah serta tugas tugasnya. Kemudian bagaimana mengatur skala prioritas ketika tengah mengerjakan banyak kerjaan dalam satu waktu. Begitulah, kadang-kadang usaha kita melakukan sesuatu dengan sebaik baiknya tidak dihargai oleh orang lain, kadang-kadang juga keberadaan kita hanya diakui ketika kita dibutuhkan, bukan menjadi masalah besar buat saya.
 
Dalam hari hari ini pula saya jadi merindukan lebih dekat dengan Tuhan. Walau terdengar agak klise dan munafik, namun saya betul betul membutuhkan-Nya saat ini. Yah, sama dengan yang lain, baru ingat saat banyak masalah dan cobaan yang mendera, namun bagaimana lagi, saya membutuhkan campur tangan-Nya lebih dalam dalam hidup saya. 
 
Hari-hari ini juga saya jadi lebih sering mendengarkan musik-musik klasik untuk meringankan otak, menstimulasinya agar mampu menghadapi tuntutan di masa depan. Sementara playlist Metallica, Within Temptation, Lamb of God, Nightwish dan Cradle of Fifth menyingkir dulu karena tempatnya digantikan oleh Mozart, Tchaikovsky, Beethoven dan Vivaldi.
 
 
 
Hari-hari ini pula saya merasakan bahwa waktu itu sangat berharga. Keinginan memiliki mesin waktu muncul kembali.